Rabu, 29 Juni 2011

RAMADHAN, KEMBALI, DAN AKAN SELALU KEMBALI

 

            Tidak terasa sudah, saat ini kita sedang berada di Bulan Sya’ban, dimana sebentar lagi kita akan “kedatangan” tamu istimewa, yaitu Bulan Ramadhan. Kurang dari satu Bulan lagi, ramadhan itu lagi-lagi menyapa kita setiap tahunnya. Dan seorang muslim pasti merindukan Bulan Ramadhan, karena mengingat banyak kegiatan yang menyenangkan dan juga mengingat apa-apa yang Allah janjikan pada bulan Ramadhan.
Mungkin saja silaturahimnya yang membuat rindu, atau bermain bola saat selesai shalat subuh, atau tadarusan Quran setelah tarawih, atau mabit bersama di masjid, atau juga lebarannya yang di nanti-nanti, terlepas dari itu semua, memang wajar jika kita senang dan rindu bertemu dengan ramadhan karena keutamaan pada bulan ini.
Teringat kisah para sahabat Rasulullah SAW dimana Mereka selalu bergembira menyambut kedatangan bulan puasa itu. Kegembiraan yang terpancar di wajah dan ucapan-ucapan mereka. Dengan wajah berseri-seri mereka mengucapkan "Marhaban ya Ramadhan. . . "
Patut kita renungkan kenapa ketika itu para sahabat sedemikian gembira dan semangat menyambut datangnya ramadhan? Apakah yang akan mereka temui dan dapatkan selama pada bulan tersebut?
Agaknya, semangat dan kegembiraan itu disebabkan oleh pengetahuan mereka bahwa Ramadhan adalah bulan yang diciptakan oleh Allah SWT penuh dengan keutamaan dan kemuliaan, bulan yang banyak membawa berkah dan manfaat buat kehidupan manusia. Keutamaan, kemuliaan, manfaat dan berkah yang tidak pernah mereka dapatkan sepanjang tahun di luar Ramadhan. Karena itu, di akhir Ramadhan, biasanya para sahabat juga merasa sedih dan kehilangan karena bulan yang penuh manfaat dan berkah itu bakal segera berlalu.
Syahrut Tarbiyah      
Pada bulan ramadhan, terdapat keadaan-keadaan khusus dan waktu-waktu yang fantastis yang disediakan oleh Allah SWT bagi seorang mukmin untuk melakukan amal shalih yang berlipat-lipat ganjaran dan keutamaannya. Apapun dan bagaimanapun kondisinya, puncak dari Ramadhan bagi seorang mukmin adalah mendapatkan gelar tertinggi dihadapan Allah, yaitu takwa.
Demikian banyaknya keutamaan dan peluang untuk berubah di hadapan Allah SWT di bulan Ramadhan ini hingga bulan Ramadhan sering dikiaskan dengan perumpamaan tamu agung yang istimewa. Perumpamaan dan keistimewaan itu tidak saja menunjukkan kesakralannya dibandingkan dengan bulan lain. Namun, mengandung suatu pengertian yang lebih nyata pada aspek penting adanya peluang bagi pendidikan manusia secara lahir dan batin untuk meningkatkan kualitas ruhani maupun jasmani sepanjang hidupnya. Oleh karenanya, Bulan Ramadhan dapat disebut sebagai syahrut tarbiyah atau bulan pendidikan.
Penekanan pada kata pendidikan ini menjadi penting karena pada bulan ini kita di didik langsung oleh Allah SWT yang berhubungan langsung dengan penataan kembali kehidupan kita di segala bidang.
Secara umum, mungkin kita semua bisa menilai bahwa kehidupan manusia modern termasuk di Indonesia tenyata telah menyeret manusia pada suatu situasi dan kondisi yang runyam. Aktivitas kita dalam segala bentuknya menjurus pada ketidakseimbangan dan semakin rumit. Baik secara individu, sosial, dan spiritualitas.
Wakil Divisi Humas Polri dalam kompas interaktif 28 Desember 2010 mengatakan Di akhir tahun 2010 banyak kasus naza yang terbongkar oleh jajaran kepolisian. Pada tahun tersebut jumlah kasus naza di seluruh Indonesia menjadi 23.532 kasus dengan tersangka sebanyak 29.681 orang. Hal ini menunjukkan begitu banyak dan semakin meluas penyakit individu yang bersifat fisik maupun kejiwaan dan moral yang diderita oleh manusia modern.
Demikian pula, penyakit penyakit sosial telah merusak dimana mana sebagai dampak dari kehidupan yang semakin individual dan liberal. Krisis bangsa ini, penyebab utamanya adalah penyakit moral yang sudah sangat akut dan kronis. Maka korbannya begitu besar. Bukan hanya mereka yang melakukan, tetapi juga mengenai orang-orang yang tidak ikut melakukan. Bahkan generasi mendatang.
Lihatlah misalnya fenomena kantin kejujuran di banyak sekolah yang mengalami kerugian dan bahkan bangkrut. Lihat pula banyak kasus kecurangan saat menghadapi ujian nasional. Demikian pula saat merayakan lulusan, jika ditahun 2010 saat konvoi perayaan kelulusan, sejumlah siswi menyobek roknya, serta melepaskan kerudungnya untuk dikibar-kibarkan, tidak sekedar corat-coret seragam, bahkan juga diwarnai aksi penjarahan yang mengakibatkan pedagang menjadi rugi, maka di tahun 2011, kompas.com 16 Juli menulis ada siswi yang kedapatan bertelanjang dada. Selain itu rimanews.com 23 April juga mengabarkan bahwa banyak peserta UN yang mengunjungi lokasi wisata alam dan diduga melakukan perbuatan mesum karena ditemukan ratusan kondom bekas disekitar pemandian alam.
Kasus-kasus diatas mengindikasikan  tentang ketidakberimbangan antara pendidikan yang membuat pintar akal dengan yang membikin hati cerdas.
Prof. Syed Muhammad Naquib Al-Attas mengatakan bahwa pendidikan itu bertujuan untuk membentuk manusia yang beradab. Adab, menurut beliau adalah disiplin ruhani, akli, dan jasmani yang memungkinkan seseorang dan masyarakat mengenal dan meletakkan segala sesuatu pada tempatnya dengan benar dan wajar, sehingga menimbulkan keharmonisan dan keadilan dalam diri, masyarakat dan lingkungannya. Ramadhan adalah media pendidikan yang tidak biasa dibanding bulan-bulan lainnya, dan pendidikan itu akan menjadi media pemberi ilmu yang benar, yang akan menuntun seseorang kepada amal yang benar. Hal ini berarti bahwa pendidikan selama bulan ramadhan ini juga sebagai proses perbaikan peningkatan diri bagi orang yang terlibat di dalamnya.
Dengan demikian, bulan ramdhan merupakan bulan yang luar biasa. Bulan terindah, yang selalu dirindukan kedatangannya, ditangisi saat telah berakhir dan semua orang mukmin bermohon kepada Allah SWT agar dapat dipertemukan lagi di ramadhan selanjutnya. Sebuah bulan pendidikan yang bisa menjadikan seseorang dari tingkatan iman menjadi tingkatan takwa hanya dalam sebulan sebagaimana yang dijamin Allah dalam firmannya Quran Surat Al Baqarah: 183. Walaupun tidak semua orang bakal menjadi orang yang bertakwa dan ada peluang untuk tidak berhasil, namun semangat ayat itu adalah mendorong agar kita menjadi orang yang bertakwa lewat proses pendidikan ramadhan.
Semoga kita senantiasa dimudahkan untuk mendapat ilmu yang benar dari setiap pendidikan ramadhan yang kita jalani.  Sebab ilmu memiliki peranan penting sebagaimana Ali ra. mengatakan bahwa lebih mulia ilmu daripada harta dan Ilmu yang akan menjaga kita. Oleh karena itu jika ilmu yang kita dapatkan selama menjalani pendidikan ramadhan itu benar, maka ilmu itu akan akan bisa kita rasakan dan menjaga kita selama sebelas bulan berikutnya sampai ramadhan kembali, dan akan selalu kembali selama kita masih hidup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar