Kamis, 30 Juni 2011

KOMUNIKASI ORGANISASI


KOMUNIKASI

PENGERTIAN
            Komunikasi adalah suatu proses penyampaian dan penerimaan berita atau informasi dari seseorang ke orang lain.
            Komunikasi adalah suatu proses penyampaian atau pemberitahuan dan penerimaan suatu keterangan, tanda, atau kabar lewat pembicaraan, gerakan, tulisan, dan lain-lainnya. (Webster)
            Komunkasi adalah proses pengulangan ingatan-ingatan (Cartier dan Harwood)
            Banyak terdapat rumusan pengertian tentang komunikasi, semakin banyak banyak orang menulis semakin  beraneka pengertian dan rumusan dari istuilah tersebut. Namun demikian, hampir semua rumusan  pengertian komunikasi yang dipergunakan dalam literature ilmu perilaku organisasi menekankan adanya penggunaan symbol-simbol untuk mentransfer pengertian dari suatu informasi. Lebih dari itu, nampaknya yang terpenting dalam memahami komunikasi menurut perilaku organisasi bahwa komunikasi adalah suatu proses antar orang atau antar pribadi yang melibatkan suatu usaha untuk mengubah perilaku. Perilaku yang terjadi dalam suatu organisasi adalah merupakan unsure pokok dalam proses komunikasi ini.

 KOMUNIKASI ORGANISASI
Definisi komunikasi organisasi menurut Ron Ludlow dan Fergus Panton.
Corporate Communication adalah program komunikasi yang lebih luas dari kegiatan PR, termasuk di dalamnya : PR, internal relations, government relations, investor relations. Istilah ini sering digunakan untuk PR di dalam organisasi.
Definisi menurut Frank Jefkinse.Komunikasi organisasi terdiri atas semua bentuk-bentuk komunikasi yang direncanakan, ke arah luar dan ke arah dalam, antara sebuah organisasi dan publiknya karena tujuan dari pencapaian sasaran tertentu mengenai pemahaman.
Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005).
Komunikasi Organisasi juga dapat didefinisikan sebagai pertunjukkan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari dari unit-unit komunikasi dalam hubungan hierarkis antara yang satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan.


KOMUNIKASI ORGANISASI FORMAL
            Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi.
            Mengikuti jalur hubungan formal yang tergambar dalam susunan atau Struktur organisasi, pada hakikatnya dibedakan atas 3 dimensi
-          Dimensi vertical, adalah dimensi komunikasi yang mengalir dari atas ke bawah dan sebaliknya dari bawah ke atas
-          Dimensi horizontal, adalah pengiriman dan penerimaan berita atau informasi yang dilakukan antara berbagai pejabat yang mempunya kedudukan yang sama
-          Dimensi luar organisasi, dimensi komunikasi ini timbul sebagai akibat dari kenyataan bahwa suatu organisasi tidak bisa hidup sendirian.


KOMUNIKASI ORGANISASI INFORMAL
                komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual.    
            Arus informasinya sesuai dengan kepentingan dan kehendak masing-masing pribadi yang ada dalam organisasi tersebut
            Komunikasi yang efektif ditandai dengan hubungan interpersonal yang baik. Kegagalan komunikasi sekunder terjadi, bila isi pesan kita dipahami, tetapi hubungan di antara komunikan menjadi rusak. Anita Taylor mengatakan Komunikasi interpersonal yang efektif meliputi banyak unsur, tetapi hubungan interpersonal barangkali yang paling penting.
            Untuk menumbuhkan dan meningkatkan hubungan interpersonal, kita perlu meningkatkan kualitas komunikasi. Beberapa faktor yang mempengaruhi komunikasi interpersonal adalah:
1. Percaya (trust)
            Bila seseorang punya perasaan bahwa dirinya tidak akan dirugikan, tidak akan dikhianati, maka orang itu pasti akan lebih mudah membuka dirinya. Percaya pada orang lain akan tumbuh bila ada faktor-faktor sebagai berikut:
a. Karakteristik dan maksud orang lain, artinya orang tersebut memiliki kemampuan, keterampilan, pengalaman dalam bidang tertentu. Orang itu memiliki sifat-sifat bisa diduga, diandalkan, jujur dan konsisten.
b. Hubungan kekuasaan, artinya apabila seseorang mempunyai kekuasaan terhadap orang lain, maka orang itu patuh dan tunduk.
c. Kualitas komunikasi dan sifatnya mengambarkan adanya keterbukaan. Bila maksud dan tujuan sudah jelas, harapan sudah dinyatakan, maka sikap percaya akan muncul.
2. Perilaku suportif akan meningkatkan kualitas komunikasi. Beberapa ciri perilaku suportif yaitu:
a. Evaluasi dan deskripsi: maksudnya, kita tidak perlu memberikan kecaman atas kelemahan dan kekurangannya.
b. Orientasi maslah: mengkomunikasikan keinginan untuk kerja sama, mencari pemecahan masalah. Mengajak orang lain bersama-sama menetapkan tujuan dan menetukan cra mencapai tujuan.
c. Spontanitas: sikap jujur dan dianggap tidak menyelimuti motif yang pendendam.
d. Empati: menganggap orang lain sebagai persona.
e. Persamaan: tidak mempertegas perbedaan, komunikasi tidak melihat perbedaan walaupun status berbeda, penghargaan dan rasa hormat terhadap perbedaan-perbedaan pandangan dan keyakinan.
f. Profesionalisme: kesediaan untuk meninjau kembali pendapat sendiri.
3. Sikap terbuka, kemampuan menilai secara obyektif, kemampuan membedakan dengan mudah, kemampuan melihat nuansa, orientasi ke isi, pencarian informasi dari berbagai sumber, kesediaan mengubah keyakinannya, profesional dll.
Komunikasi ini dapat dihalangi oleh gangguan komunikasi dan oleh kesombongan, sifat malu dll.
EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL
Efektivitas Komunikasi Interpersonal dimulai dengan lima kualitas umum yang dipertimbangkan yaitu keterbukaan (openness), empati (empathy), sikap mendukung (supportiveness), sikap positif (positiveness),dankesetaraan(equality).(Devito,1997,p.259-264).

1.Keterbukaan (Openness)
Kualitas keterbukaan mengacu pada sedikitnya tiga aspek dari komunikasi interpersonal. Pertama, komunikator interpersonal yang efektif harus terbuka kepada orang yang diajaknya berinteraksi. Ini tidaklah berarti bahwa orang harus dengan segera membukakan semua riwayat hidupnya.memang ini mungkin menarik, tapi biasanya tidak membantu komunikasi. Sebaliknya, harus ada kesediaan untuk membuka diri mengungkapkan informasi yang biasanya disembunyikan, asalkan pengungkapan diri ini patut.
Aspek keterbukaan yang kedua mengacu kepada kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang. Orang yang diam, tidak kritis, dan tidak tanggap pada umumnya merupakan peserta percakapan yang menjemukan. Kita ingin orang bereaksi secara terbuka terhadap apa yang kita ucapkan. Dan kita berhak mengharapkan hal ini. Tidak ada yang lebih buruk daripada ketidak acuhan, bahkan ketidaksependapatan jauh lebih menyenangkan.
Kita memperlihatkan keterbukaan dengan cara bereaksi secara spontan terhadap orang lain.
Aspek ketiga menyangkut “kepemilikan” perasaan dan pikiran (Bochner dan Kelly, 1974). Terbuka dalam pengertian ini adalah mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang anda lontarkan adalah memang milik anda dan anda bertanggungjawab atasnya. Cara terbaik untuk menyatakan tanggung jawab ini adalah dengan pesan yang menggunakan kata Saya (kata ganti orang pertama tunggal).
2.Empati(empathy)
Henry Backrack (1976) mendefinisikan empati sebagai ”kemampuan seseorang untuk ‘mengetahui’ apa yang sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu, dari sudut pandang orang lain itu, melalui kacamata orang lain itu.” Bersimpati, di pihak lain adalah merasakan bagi orang lain atau merasa ikut bersedih. Sedangkan berempati adalah merasakan sesuatu seperti orang yang mengalaminya, berada di kapal yang sama dan merasakan perasaan yang sama dengan cara yang sama.
Orang yang empatik mampu memahami motivasi dan pengalaman orang lain, perasaan dan sikap mereka, serta harapan dan keinginan mereka untuk masa mendatang.
Kita dapat mengkomunikasikan empati baik secara verbal maupun non verbal. Secara nonverbal, kita dapat mengkomunikasikan empati dengan memperlihatkan (1) keterlibatan aktif dengan orang itu melalui ekspresi wajah dan gerak-gerik yang sesuai; (2) konsentrasi terpusat meliputi komtak mata, postur tubuh yang penuh perhatian, dan kedekatan fisik; serta (3) sentuhan atau belaian yang sepantasnya.
3.Sikapmendukung (supportiveness)
Hubungan interpersonal yang efektif adalah hubungan dimana terdapat sikap mendukung (supportiveness). Suatu konsep yang perumusannya dilakukan berdasarkan karya Jack Gibb. Komunikasi yang terbuka dan empatik tidak dapat berlangsung dalam suasana yang tidak mendukung. Kita memperlihatkan sikap mendukung dengan bersikap (1) deskriptif, bukan evaluatif, (2) spontan, bukan strategic, dan (3) provisional, bukan sangat yakin.
4.Sikap positif (positiveness)
Kita mengkomunikasikan sikap positif dalam komunikasi interpersonal dengan sedikitnya dua cara: (1) menyatakan sikap positif dan (2) secara positif mendorong orang yang menjadi teman kita berinteraksi. Sikap positif mengacu pada sedikitnya dua aspek dari komunikasi interpersonal. Pertama, komunikasi interpersonal terbina jika seseorang memiliki sikap positif terhadap diri mereka sendiri.
Kedua, perasaan positif untuk situasi komunikasi pada umumnya sangat penting untuk interaksi yang efektif. Tidak ada yang lebih menyenangkan daripada berkomunikasi dengan orang yang tidak menikmati interaksi atau tidak bereaksi secara menyenangkan terhadap situasi.
5.Kesetaraan (Equality)
Dalam setiap situasi, barangkali terjadi ketidaksetaraan. Salah seorang mungkin lebih pandai. Lebih kaya, lebih tampan atau cantik, atau lebih atletis daripada yang lain. Tidak pernah ada dua orang yang benar-benar setara dalam segala hal. Terlepas dari ketidaksetaraan ini, komunikasi interpersonal akan lebih efektif bila suasananya setara. Artinya,, harus ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua pihak sama-sama bernilai dan berharga, dan bahwa masing-masing pihak mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan. Dalam suatu hubungan interpersonal yang ditandai oleh kesetaraan, ketidak-sependapatan dan konflik lebih dillihat sebagai upaya untuk memahami perbedaan yang pasti ada daripada sebagai kesempatan untuk menjatuhkan pihak lain.kesetaraan tidak mengharuskan kita menerima dan menyetujui begitu saja semua perilaku verbal dan nonverbal pihak lain. Kesetaraan berarti kita menerima pihak lain, atau menurut istilah Carl rogers, kesetaraan meminta kita untuk memberikan ”penghargaan positif tak bersyarat” kepada orang lain.

 PROSES KOMUNIKASI
Proses komunikasi adalah bagaimana sang komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya, sehingga dapat dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan komunikatornya. Proses Komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi yag efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya).
Proses Komunikasi, banyak melalui perkembangan. Pada penjelasan ini, akan dijelaskan berbagai proses komunikasi melalui model-model komunikasi itu sendiri :
Dalam model komunikasi David K.Berlo, diketahui bahwa komunikasi terdiri dari 4 Proses Utama yaitu SMRC (Source, Message, Channel, dan Receiver) lalu ditambah 3 Proses sekunder, yaitu Feedback, Efek, dan Lingkungan


  1. Source (Sumber), Sumber adalah seseorang yang memberikan pesan atau dalam komunikasi dapat disebut sebagai komunikator. Walaupun sumber biasanya melibatkan individu, namun dalam hal ini sumberjuga melibatkan banyak individu. Misalnya, dalam organisasi, Partai, atau lembaga tertentu. Sumber juga sering dikatakan sebagai source, sender, atau encoder.
  2. Message (Pesan), pesan adalah isi dari komunikasi yang memiliki nilai dan disampaikan oleh seseorang (komunikator). Pesan bersifat menghibur, informatif, edukatif, persuasif, dan juga bisa bersifat propaganda. Pesan disampaikan melalui 2 cara, yaitu Verbal dan Nonverbal. Bisa melalui tatap muka atau melalui sebuah media komunikasi. Pesan bisa dikatakan sebagai Message, Content, atau Information
  3. Channel (Media dan saluran komunikasi), Sebuah saluran komunikasi terdiri atas 3 bagian. Lisan, Tertulis, dan Elektronik. Media disini adalah sebuah alat untuk mengirimkan pesan tersebut. Misal secara personal (komunikasi interpersonal), maka media komunikasi yang digunakan adalah panca indra atau bisa memakai media telepon, telegram, handphone, yang bersifat pribadi. Sedangkan komunikasi yang bersifat massa (komunikasi massa), dapat menggunakan media cetak (koran, suratkabar, majalah, dll) , dan media elektornik(TV, Radio). Untuk Internet, termasuk media yang fleksibel, karena bisa bersifat pribadi dan bisa bersifat massa. Karena, internet mencakup segalanya. Jika anda membuka www.kuliahkomunikasi.com < maka media ini bersifat massal, namun jika anda chattingh melalui yahoo messenger, maka media ini bersifat interpersonal, dan jika anda menuliskan Blog (blogging atau menulis diary), media ini bisa berubah menjadi media yang bersifat Intrapersonal (kepada diri sendiri).
  4. Receiver (Penerima Pesan), Penerima adalah orang yang mendapatkan pesan dari komunikator melalui media. Penerima adalah elemen yang penting dalam menjalankan sebuah proses komunikasi. Karena, penerima menjadi sasaran dari komunikasi tersebut. Penerima dapat juga disebut sebagai public, khalayak, masyarakat, dll.
Elemen Tambahan :
  1. Feedback (Umpan Balik), Umpan balik adalah suatu respon yang diberikan oleh penerima. Penerima disini bukan dimaksudkan kepada penerima sasaran (khalayak), namun juga bisa didapatkan dari media itu sendiri. Misal, kita sebagai seorang penulis mengirimkan sebuah artikel kepada suatu media massa. Lalu, bisa saja kita artikel kita ternyata bagus, namun ada beberapa hal yang harus di edit. Sehingga, pihak media mengembalikan artikel kita untuk di edit ulang.
  2. Efek, sebuah komunikasi dapat menyebabkan efek tertentu. Efek komunikasi adalah sebuah respon pada diri sendiri yang bisa dirasakan ketika kita mengalami perubahan (baik itu negatif atau positif) setelah menerima pesan. Efek ini adalah sebuah pengaruh yang dapat mengubah pengetahuan, perasaan, dan perilaku (Kognitif, afektif, dan konatif)
  3. Lingkungan, adalah sebuah situasi yang dapat mempengaruhi terjadinya suatu komunikasi. Situasi Lingkungan terjadi karena adanya 4 faktor :
  • Lingkungan Fisik(Letak Geografis dan Jarak)
  • Lingkungan Sosial Budaya (Adat istiadat, bahasa, budaya, status sosial)
  • Lingkungan Psikologis ( Pertimbangan Kejiwaan seseorang ketika menerima pesan)
  • Dimensi Waktu (Musim, Pagi, Siang, dan Malam)
Bahan Bacaan:

Hicks, Herbert G. dan Gullet, C. Ray. Organisasi : Teori dan Tingkah Laku. Jakarta: Bumi aksara, 1975
Thoha, Miftah. Perilaku Organisasi: Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004
Rakhmat, Jalaludin. 2005. Psikologi Komunikasi (edisi revisi). Bandung: Remaja Rosdakarya
Supratiknya, A. (1995). Komunikasi Antar Pribadi : Tinjauan Psikologis.  Yogyakarta: kanisius

















Rabu, 29 Juni 2011

RAMADHAN, KEMBALI, DAN AKAN SELALU KEMBALI

 

            Tidak terasa sudah, saat ini kita sedang berada di Bulan Sya’ban, dimana sebentar lagi kita akan “kedatangan” tamu istimewa, yaitu Bulan Ramadhan. Kurang dari satu Bulan lagi, ramadhan itu lagi-lagi menyapa kita setiap tahunnya. Dan seorang muslim pasti merindukan Bulan Ramadhan, karena mengingat banyak kegiatan yang menyenangkan dan juga mengingat apa-apa yang Allah janjikan pada bulan Ramadhan.
Mungkin saja silaturahimnya yang membuat rindu, atau bermain bola saat selesai shalat subuh, atau tadarusan Quran setelah tarawih, atau mabit bersama di masjid, atau juga lebarannya yang di nanti-nanti, terlepas dari itu semua, memang wajar jika kita senang dan rindu bertemu dengan ramadhan karena keutamaan pada bulan ini.
Teringat kisah para sahabat Rasulullah SAW dimana Mereka selalu bergembira menyambut kedatangan bulan puasa itu. Kegembiraan yang terpancar di wajah dan ucapan-ucapan mereka. Dengan wajah berseri-seri mereka mengucapkan "Marhaban ya Ramadhan. . . "
Patut kita renungkan kenapa ketika itu para sahabat sedemikian gembira dan semangat menyambut datangnya ramadhan? Apakah yang akan mereka temui dan dapatkan selama pada bulan tersebut?
Agaknya, semangat dan kegembiraan itu disebabkan oleh pengetahuan mereka bahwa Ramadhan adalah bulan yang diciptakan oleh Allah SWT penuh dengan keutamaan dan kemuliaan, bulan yang banyak membawa berkah dan manfaat buat kehidupan manusia. Keutamaan, kemuliaan, manfaat dan berkah yang tidak pernah mereka dapatkan sepanjang tahun di luar Ramadhan. Karena itu, di akhir Ramadhan, biasanya para sahabat juga merasa sedih dan kehilangan karena bulan yang penuh manfaat dan berkah itu bakal segera berlalu.
Syahrut Tarbiyah      
Pada bulan ramadhan, terdapat keadaan-keadaan khusus dan waktu-waktu yang fantastis yang disediakan oleh Allah SWT bagi seorang mukmin untuk melakukan amal shalih yang berlipat-lipat ganjaran dan keutamaannya. Apapun dan bagaimanapun kondisinya, puncak dari Ramadhan bagi seorang mukmin adalah mendapatkan gelar tertinggi dihadapan Allah, yaitu takwa.
Demikian banyaknya keutamaan dan peluang untuk berubah di hadapan Allah SWT di bulan Ramadhan ini hingga bulan Ramadhan sering dikiaskan dengan perumpamaan tamu agung yang istimewa. Perumpamaan dan keistimewaan itu tidak saja menunjukkan kesakralannya dibandingkan dengan bulan lain. Namun, mengandung suatu pengertian yang lebih nyata pada aspek penting adanya peluang bagi pendidikan manusia secara lahir dan batin untuk meningkatkan kualitas ruhani maupun jasmani sepanjang hidupnya. Oleh karenanya, Bulan Ramadhan dapat disebut sebagai syahrut tarbiyah atau bulan pendidikan.
Penekanan pada kata pendidikan ini menjadi penting karena pada bulan ini kita di didik langsung oleh Allah SWT yang berhubungan langsung dengan penataan kembali kehidupan kita di segala bidang.
Secara umum, mungkin kita semua bisa menilai bahwa kehidupan manusia modern termasuk di Indonesia tenyata telah menyeret manusia pada suatu situasi dan kondisi yang runyam. Aktivitas kita dalam segala bentuknya menjurus pada ketidakseimbangan dan semakin rumit. Baik secara individu, sosial, dan spiritualitas.
Wakil Divisi Humas Polri dalam kompas interaktif 28 Desember 2010 mengatakan Di akhir tahun 2010 banyak kasus naza yang terbongkar oleh jajaran kepolisian. Pada tahun tersebut jumlah kasus naza di seluruh Indonesia menjadi 23.532 kasus dengan tersangka sebanyak 29.681 orang. Hal ini menunjukkan begitu banyak dan semakin meluas penyakit individu yang bersifat fisik maupun kejiwaan dan moral yang diderita oleh manusia modern.
Demikian pula, penyakit penyakit sosial telah merusak dimana mana sebagai dampak dari kehidupan yang semakin individual dan liberal. Krisis bangsa ini, penyebab utamanya adalah penyakit moral yang sudah sangat akut dan kronis. Maka korbannya begitu besar. Bukan hanya mereka yang melakukan, tetapi juga mengenai orang-orang yang tidak ikut melakukan. Bahkan generasi mendatang.
Lihatlah misalnya fenomena kantin kejujuran di banyak sekolah yang mengalami kerugian dan bahkan bangkrut. Lihat pula banyak kasus kecurangan saat menghadapi ujian nasional. Demikian pula saat merayakan lulusan, jika ditahun 2010 saat konvoi perayaan kelulusan, sejumlah siswi menyobek roknya, serta melepaskan kerudungnya untuk dikibar-kibarkan, tidak sekedar corat-coret seragam, bahkan juga diwarnai aksi penjarahan yang mengakibatkan pedagang menjadi rugi, maka di tahun 2011, kompas.com 16 Juli menulis ada siswi yang kedapatan bertelanjang dada. Selain itu rimanews.com 23 April juga mengabarkan bahwa banyak peserta UN yang mengunjungi lokasi wisata alam dan diduga melakukan perbuatan mesum karena ditemukan ratusan kondom bekas disekitar pemandian alam.
Kasus-kasus diatas mengindikasikan  tentang ketidakberimbangan antara pendidikan yang membuat pintar akal dengan yang membikin hati cerdas.
Prof. Syed Muhammad Naquib Al-Attas mengatakan bahwa pendidikan itu bertujuan untuk membentuk manusia yang beradab. Adab, menurut beliau adalah disiplin ruhani, akli, dan jasmani yang memungkinkan seseorang dan masyarakat mengenal dan meletakkan segala sesuatu pada tempatnya dengan benar dan wajar, sehingga menimbulkan keharmonisan dan keadilan dalam diri, masyarakat dan lingkungannya. Ramadhan adalah media pendidikan yang tidak biasa dibanding bulan-bulan lainnya, dan pendidikan itu akan menjadi media pemberi ilmu yang benar, yang akan menuntun seseorang kepada amal yang benar. Hal ini berarti bahwa pendidikan selama bulan ramadhan ini juga sebagai proses perbaikan peningkatan diri bagi orang yang terlibat di dalamnya.
Dengan demikian, bulan ramdhan merupakan bulan yang luar biasa. Bulan terindah, yang selalu dirindukan kedatangannya, ditangisi saat telah berakhir dan semua orang mukmin bermohon kepada Allah SWT agar dapat dipertemukan lagi di ramadhan selanjutnya. Sebuah bulan pendidikan yang bisa menjadikan seseorang dari tingkatan iman menjadi tingkatan takwa hanya dalam sebulan sebagaimana yang dijamin Allah dalam firmannya Quran Surat Al Baqarah: 183. Walaupun tidak semua orang bakal menjadi orang yang bertakwa dan ada peluang untuk tidak berhasil, namun semangat ayat itu adalah mendorong agar kita menjadi orang yang bertakwa lewat proses pendidikan ramadhan.
Semoga kita senantiasa dimudahkan untuk mendapat ilmu yang benar dari setiap pendidikan ramadhan yang kita jalani.  Sebab ilmu memiliki peranan penting sebagaimana Ali ra. mengatakan bahwa lebih mulia ilmu daripada harta dan Ilmu yang akan menjaga kita. Oleh karena itu jika ilmu yang kita dapatkan selama menjalani pendidikan ramadhan itu benar, maka ilmu itu akan akan bisa kita rasakan dan menjaga kita selama sebelas bulan berikutnya sampai ramadhan kembali, dan akan selalu kembali selama kita masih hidup.